Indeks
Opini  

Lima Tips Menumbuhkan Keterampilan Berpikir Kritis bagi Mahasiswa

Oleh: Syifa Aulia*

Semasa sekolah, baik di tingkat awal seperti SD lalu lanjut ke jenjang SMP,SMA hingga perguruan tinggi, kita semua diajarkan untuk bisa memiliki keterampilan berpikir kreatif, selain keterampilan berfikir kreatif, kita juga dilatih untuk memiliki kemampuan berfikir kritis. Biasanya dilakukan dengan menerapkan beberapa bentuk model pembelajaran.apalagi kurikulum baru yang saat ini dipakai, sangat mendukung para siswa untuk dapat berpikir secara kritis.

Terdapat banyak definisi dari berfikir kritis menurut padangan beberapa ahli. Ennis (1962), misalnya, mendefinisikan berpikir kritis sebagai “Berpikir secara beralasan dan reflektif dengan menekankan pada pembuatan keputusan tentang apa yang harus dipercayai atau dilakukan. Beyer (1985) ia berpendapat bahwa berpikir kritis adalah kemampuan menentukan kredibilitas suatu sumber, membedakan antara yang relevan dari yang tidak relevan, membedakan fakta dari penilaian, mengidentifikasi dan mengevaluasi asumsi yang tidak terucapkan,mengidentifikasi bias yang ada,mengidentifikasi sudut pandang, dan mengevaluasi bukti yang ditawarkan untuk mendukung pengakuan.

Menurut Foundation for Critical Thinking, pemikiran kritis adalah proses menganalisis serta mengevaluasi informasi yang dikumpulkan atau dihasilkan dari observasi, pengalaman, refleksi, penalaran, atau komunikasi, sebagai panduan untuk keyakinan dan tindakan.

Mengapa berpikir kritis sangat penting dalam dunia pendidikan di Indonesia termasuk bagi mahasiswa ? Masyarakat sekarang ini, yang begitu terbuka terhadap berbagai perkembangan teknologi dan informasi, bergerak non linear, bersikap permisif terhadap berbagai kecenderungan penyimpangan, kompetisi yang kuat, perluasan dan membiasnya batas-batas moral dan budaya, dan benturan kepentingan ekonomi, politik, ideologi dan agama hal ini tentunya dapat membuat Kampus dan kehidupannya sudah pasti turut terpapar dengan perubahan ini.

Bila mahasiswa tidak memiliki kapasitas dan integritas pengetahuan dan moral yang kuat, maka bukan tidak mungkin bisa terjerembab dalam paham ekstrem eksklusivisme, fundamentalisme, radikalisme, sekularisme, pornoisme, sektarianisme, opportunisme, pragmatisme, hedonisme, instantisme dan konsumerisme. Yang akan berdampak pada lunturnya identitas diri dan kampusnya sebagai pribadi dan lembaga intelektual-akademik. Keterjebakan kaum (calon) intelektual pada paham-paham ekstrem ini dapat ditafsir sebagai manifestasi lain ‘pengkhianatan intelektual’ seturut perspektif Julian Benda (1867-1956).

Lantas bagaimanakah cara cara yang dapat kita lakukan untuk menumbuhkan keterampilan berpikir kritis?

1. Bertanyalah jika anda berasumsi
Salah satu langkah awal sederhana yang bisa Anda lakukan untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis adalah dengan langsung mengajukan pertanyaan jika Anda berasumsi. Cobalah kurangi berasumsi dan perbanyak bertanya untuk mendapatkan kebenaran karena pada dasarnya asumsi adalah suatu hal yang belum dipastikan kebenarannya, namun perlahan bisa menggantikan kebenaran itu sendiri. Jadi, berhentilah berasumsi.

2. Lakukan riset tentang sebuah fakta
Jika Anda mendapatkan suatu informasi, cobalah untuk melakukan riset terlebih dahulu sebelum mempercayai kebenarannya. Fakta itu merupakan sebuah hal yang nyata, dan Anda harus memastikan bahwa fakta yang disampaikan dari orang lain merupakan hal yang nyata dan bisa dibuktikan pula, bukan hanya sebuah asumsi.

Cobalah untuk menjadi orang yang sulit percaya dengan orang lain, hal ini akan menghindari Anda untuk mempercayai berita yang tidak benar, dan juga mengasah kemampuan berpikir kritis Anda.

3. Pertanyakan setiap hal kecil
Salah satu cara untuk menjadi orang yang skeptis adalah mulai mempertanyakan setiap hal kecil, tidak perlu hal yang jauh, cukup dimulai dari hal-hal di sekeliling Anda, misalnya, bagaimana cara lampu bohlam bekerja, atau bahkan bagaimana cara pulpen ditemukan, atau bagaimana proses hujan, dan berbagai ha lainnya yang ada di sekitar Anda. Dengan mempertanyakan, Anda secara tidak langsung akan mulai mencari jawabannya dan mengasah kemampuan berpikir kritis Anda.

4. Perbanyak membaca buku berkualitas
Untuk membantu menjawab setiap hal kecil yang ada di sekitar Anda, cobalah membaca buku-buku berkualitas yang bisa menambah informasi dan wawasan. Percayalah bahwa semakin banyaknya informasi dan wawasan yang Anda miliki, semakin besar dan banyak pertanyaan yang ada di kepala Anda. Selanjutnya, lanjutkan dan nikmatilah siklus tersebut untuk mengumpulkan informasi lebih banyak lagi.

5. Tempatkan diri anda di posisi orang lain
Cara sederhana terakhir yang juga bisa Anda lakukan untuk mengasah kemampuan berpikir kritis adalah dengan mencoba menempatkan diri sendiri di posisi orang lain, selain meningkatkan rasa empati, Anda akan belajar mengerti dan mempelajari teknik berkomunikasi dan juga mengasah kemampuan untuk mengerti mengapa berbagai hal terjadi dari perspektif orang lain.

* Mahasiswa Program Studi Kebidanan Poltekkes Kemenkes, Yogyakarta