TERASPENDIDIKAN.COM — Sejak dua tahun SMPN 16 Bandarlampung bertekad mewujudkan menjadi sekolah ramah anak yang aman, bersih, sehat, hijau, inklusif dan nyaman bagi perkembangan fisik, kognisi dan psikososial anak.
“Kami menerapkan kepada semua guru untuk memperlakukan anak didik seperti anak sendiri. Jangan berkata kasar kepada anak didik sebab kekerasan verbal itu menyakitkan,” kata Kepala SMPN 16 Purwadi yang ditemui teraslampung.com Jumat 23 Agustus 2019 di ruang kerjanya.
Untuk menjadikan sekolah ramah anak, fasilitas penunjang juga disiapkan seperti taman yang ada kursinya serta perlengkapan untuk kegiatan seni.
“Kami ada studio untuk anak-anak main band, yang suka nyanyi ada bina vokalia dan yang suka teater juga ada. Semua eskul di sekolah ini untuk perkembangan anak didik,” jelas Purwadi.
Di SMPN 16 juga ada wifi yang terbuka bisa diakses siapapun namun bagi anak didik menurut penjelasan Purwadi penggunaan gawai (smart phone) tetap diawasi dengan ketat.
“Di sini penggunaan smart phone dikendalikan, jika tidak digunakan untuk belajar tidak boleh tapi untuk belajar sangat boleh, misalnya guru akan menerangkan bahan belajar yang diambil bahan ajarnya dari internet dipersilahkan. Dengan catatan guru harus mengcopy url-nya trus disebar ke grup whatsapp.”
“Kenapa kami begitu ketat mengawasi penggunaan smart phone di sekolah. Saya menganggap anak-anak belum cukup literasinya, belum cukup kemampuan anak menggunakan, memahami konten dan apakah konten tersebut bisa digunakan untuk kehidupan sehari-hari,” jelas Purwadi.
Sekolah yang berada di jalan Cipto Mangukusomo, Kecamatan Telukbetung Utara itu juga mengajarkan nilai-nilai baik seperti mencintai lingkungan dan peduli terhadap sesama.
“Kami ngajak anak-anak untuk bersedekah dikumpulkan sebagai infak dan dananya digunakan bagi teman-teman mereka yang membutuhkan atau ada yang terkena musibah.”
“Mengajarkan juga disiplin soal waktu serta menjaga lingkungan dengan membuang sampah pada tempatnya misalnya. Harapan saya, nilai-nilai baik yang kami tanamkan di sekolah selanjutnya anak-anak itu menjadi contoh di lingkungannya, hal ini perlu kerjasama yang baik dengan para orang tua,” tutup Purwadi.